Hasil dari online pagi-pagi...
Saya nggak habis pikir sama
teenagers sekarang, masih pacaran kok panggilan kesayangannya sudah “mama-papa”,
ada juga yang saling memanggil “ummi-abi” , mau yang lebih lucu?? Sepasang ex-murid
saya saling memanggil “ayah-bunbun” # tepok jidat. Pelakunya adalah ABG labil
baru lulus kemarin sore. Saya sebagai orang didikan jaman maen kelereng masih
hits tentu saja heran.
“Eh mawar sama bagus (nama
samaran) sudah menikah kah??” Tanya saya lugu. Mereka hanya cengengesan. Helloo
guys, kami yang sudah mature begini saja masih saling memanggil “sayang,
honey, beib, cinta” kok kalian yang baru lahir kemarin sore sudah manggil dengan
panggilan berat begitu. Kayak lu tau urusan rumah tangge ajjjeeehhh.
Tapi tak apa, itu hak
masing-masing. Sejujurnya saya menikmati juga keanehan mereka. Saya baru akan menyindir mereka kalau perut saya sudah kejang-kejang mau muntah menertawakan update status mereka,
atau kalau mereka sudah mulai saling memanggil “aki-nini” . LOL
Jadi pertanyaannya sekarang adalah: mengapa
teenagers memanggil dengan panggilan seberat itu, dan mengapa kami yang sudah
mature masih memanggil dengan panggilan yang lebih masuk akal??
Ini contoh panggilan sayang yang jauuuuuuuuuuhh dari romantis :p |
Kalau untuk kami yang mature sih sudah
jelas, we do not have a baby yet, jadi wajar kalau kami masih seperti orang
pacaran. Saya pasti akan melotot kalau tiba-tiba pasangan saya memanggil dengan
panggilan ‘bunbun’, plus bonus tamparan kalau panggilan itu dilakukan di
kampus!! Lagipula menurut saya panggilan ‘sayang’ dan sejenisnya lebih dimaklumi
secara internasional (you know that I mean ha!), mesra dan kelihatan lebih
muda, fresh, abg, unyu-unyu. Nah kok ini yang teenager malah pakai yang old
school.
Apapun itu,
Panggilan sayang adalah bentuk ekspresi
sepasang kekasih, bisa juga antar teman (saya memanggil seorang sahabat saya
dengan panggilan ‘nok’) yang menyatakan kedekatan mereka secara personal. Tentu
saja panggilan sayang ini sesuai kesepakatan bersama, dan tidak ada batasan
dalam pemakaian kata dalam panggilan sayang, selagi itu tidak bersifat
mengejek.
Ada yang lucu, teman saya ada
yang diam-diam waktu pacaran saling memanggil mama-papa, saya baca smsnya
(maaf)!! Dan apa yang terjadi ketika mereka sudah menikah?? Tentu saja kembali
ke habitat mereka, panggilannya berubah jadi ibu-bapak.
Saya belajar satu hal, bahwa
panggilan sayang pada pasangan bisa berubah setelah mereka menikah. Inilah bentuk keheranan saya akan perkembangan dunia perpacaranan.
Ngomong-ngomong, saya masih mencari dimana letak keromantisan panggilan "mama-papa, ummi-abi, ayah-bunda" yang dilakukan oleh para ABG labil.
Para ABG yang hanya terobsesi dengan kehidupan tanpa mau mengenali dasar permasalahan yang harus dihadapi. Namun biasanya mereka dengan perasaan yang selalu diselimutio dengan keegoisan dalam mencari jati dirinya yang salah.
BalasHapusSemoga semakin banyak orang tua yang tidak menganggap permasalahan ini menjadi lumrah di jaman sekarang ini.
Sukses selalu
Salam,
Sifat bawaan yang selalu ada pada ABG ya mas, selalu penasaran. Akibatnya bisa baik bisa juga buruk.
HapusTrimakasih kunjungannya mas, salam