Selasa, 25 September 2012

Panggilan Sayang


Hasil dari online pagi-pagi...

Saya nggak habis pikir sama teenagers sekarang, masih pacaran kok panggilan kesayangannya sudah “mama-papa”, ada juga yang saling memanggil “ummi-abi” , mau yang lebih lucu?? Sepasang ex-murid saya saling memanggil “ayah-bunbun” # tepok jidat. Pelakunya adalah ABG labil baru lulus kemarin sore. Saya sebagai orang didikan jaman maen kelereng masih hits tentu saja heran.

“Eh mawar sama bagus (nama samaran) sudah menikah kah??” Tanya saya lugu. Mereka hanya cengengesan. Helloo guys, kami yang sudah mature begini saja masih saling memanggil “sayang, honey, beib, cinta” kok kalian yang baru lahir kemarin sore sudah manggil dengan panggilan berat begitu. Kayak lu tau urusan rumah tangge ajjjeeehhh.

Tapi tak apa, itu hak masing-masing. Sejujurnya saya menikmati juga keanehan mereka. Saya baru akan  menyindir mereka kalau perut saya sudah kejang-kejang mau muntah menertawakan update status mereka, atau kalau mereka sudah mulai saling memanggil “aki-nini” . LOL

Jadi  pertanyaannya sekarang adalah: mengapa teenagers memanggil dengan panggilan seberat itu, dan mengapa kami yang sudah mature masih memanggil dengan panggilan yang lebih masuk akal??

Ini contoh panggilan sayang yang jauuuuuuuuuuhh dari romantis  :p

Kalau untuk kami yang mature sih sudah jelas, we do not have a baby yet, jadi wajar kalau kami masih seperti orang pacaran. Saya pasti akan melotot kalau tiba-tiba pasangan saya memanggil dengan panggilan ‘bunbun’, plus bonus tamparan kalau panggilan itu dilakukan di kampus!! Lagipula menurut saya panggilan ‘sayang’ dan sejenisnya lebih dimaklumi secara internasional (you know that I mean ha!), mesra dan kelihatan lebih muda, fresh, abg, unyu-unyu. Nah kok ini yang teenager malah pakai yang old school.

Apapun itu, 
Panggilan sayang adalah bentuk ekspresi sepasang kekasih, bisa juga antar teman (saya memanggil seorang sahabat saya dengan panggilan ‘nok’) yang menyatakan kedekatan mereka secara personal. Tentu saja panggilan sayang ini sesuai kesepakatan bersama, dan tidak ada batasan dalam pemakaian kata dalam panggilan sayang, selagi itu tidak bersifat mengejek.

Ada yang lucu, teman saya ada yang diam-diam waktu pacaran saling memanggil mama-papa, saya baca smsnya (maaf)!! Dan apa yang terjadi ketika mereka sudah menikah?? Tentu saja kembali ke habitat mereka, panggilannya berubah jadi ibu-bapak.

Saya belajar satu hal, bahwa panggilan sayang pada pasangan bisa berubah setelah mereka menikah. Inilah bentuk keheranan saya akan perkembangan dunia perpacaranan. 

Ngomong-ngomong, saya masih mencari dimana letak keromantisan panggilan "mama-papa, ummi-abi, ayah-bunda" yang dilakukan oleh para ABG labil. 


Sabtu, 15 September 2012

Bibit dan Jathilan

Salam!!!

Lagi heboh nih masalah Bibit Waluyo, seorang gubernur yang berpidato bahwa kesenian Jathilan adalah kesenian terjelek di dunia. 

Begini ya, mari kita tanggapi dengan positif pernyataan pedas bibit waluyo tentang Jathilan (Kuda Lumping/ Jaranan). Saya termasuk pengamat Jathilan walau lingkupnya baru di kabupaten Sleman dan kebetulan tugas penelitian akhir saya mengangkat masalah Jathilan ini.

Pernyataan saya sama seperti yang lain, tidak pantas seorang pemimpin bereaksi sangat negatif tentang kesenian daerah yang dipimpinnya. Saya khawatir, kalau Jathilan ini diklaim milik negara tetangga, Bibit sebagai pribadi juga tidak begitu peduli.

Tapi baiklah, mari kita bedah pelan-pelan. Kesenian Jathilan adalah kesenian rakyat yang memang kurang anggun dibanding dengan kesenian kraton yang lemah gemulai. 

Dalam tarian terdiri dari empat babak. Satu babak sendiri ada dua macam sesi, sesi menari dalam keadaan sadar dan sesi trance/kesurupan. Sesi kesurupan inilah yang menurut saya luar biasa menarik. Aksi yang di luar kontrol diri, makan beling, menari-nari tak beraturan, bagaimana pawang menabur kembang lalu menyadarkan para anak buahnya adalah sesuatu yang membuat kita ikut berdebar. Apaplagi kalau di tengah-tengah acara ada penonton yang ikut kesurupan, hawanya makin mistis. 

Sesi yang pertama inilah yang mungkin kurang asik, sesi ketika para anggota jathilan (tidak termasuk pawang) menari-nari dalam keadaan sadar sesuai dengan latihan mereka. Maaf, tarian yang sama dalam waktu yang sangat lama itu membosankan. Bagi yang tau makna dari tarian yang mereka tarikan pun tetap membosankan, ditambah dengan ekspresi para penari yang adem-adem saja. Coba ekspresi mereka dibikin lebih seram, atau sambil senyum, jangan anteng aja. Ekspresinya manaaaaaaaaa!!!!

Mungkin ini pula yang membuat Bibit bosan, karena sepertinya Bibit tidak melihat sesi trance nya. Sayang sekali.