Hai Guys...
Tak sengaja bertemu
Mr. Pumpkin (pipinya cubby seperti Labu)di kopma UGM dan dilanjutkan ngobrol di
food court. Mr. Pumpkin adalah my ex boy friend yang ke...2 eh tunggu, mungkin
yang ke-3, tapi yang jelas bukan yang ke-5. Oh ya, waktu itu hubungan main-main
kami selesai karena dia harus boyong, kuliahnya selesai.
Tapi dia
benar-benar sosok yang mengagumkan. Pertama kalinya aku ditaksir cowok perlente
ya dia itu.
“I am in realtion ship “ kataku dari
awal, meyakinkan kalau aku tak bisa menerimanya lagi -meskipun dia tak pernah
meminta.
Mr. Pumpkin
tertawa lebar, membuatku merasa aneh mengatakan hal itu
“ah of course, kaum kami tak mungkin membuat
gadis sepertimu menganggur.”
Sialan, batinku.
“so, tell me what you want, Mr. Pumpkin”
“hmm, katakan siapakah wanita di depanku
sekarang.. “
“what? You knew me Mr. Pumpkin, c’mon...”
Kataku keGRan.
“Aku lihat kamu
berbeda sekarang. Kamu terlihat lebih matang”
Terlihat lebih matang itu sama dengan terlihat tua, kan ya??
“well, I’m 27 years old. Jelas beda
dibanding aku yang 20 tahun. Right?”
Ya, umurku dulu
masih 20 tahun, dan waktu itu Mr. Pumpkin 25 tahun, sedang sibuk mengurusi
skripsinya.
“I have a daughter, she is lovelly” katanya
tiba-tiba
“wow, I’m happy to hear that,” dan aku benar2
bahagia mendengarnya. Aku selalu menginginkan anak kecil . “Are you happy?”
“Happy about what? My family?” tanyanya
cuek, membetulkan letak kaca matanya (dulu dia tidak berkaca mata).
Aku mengangguk
“kamu telah
menemukan cintamu, belahan jiwamu, menikah dan bahagia. Dan Oh my gosh, a daughter? How amazing, It’s You
Mr. Pumpkin. Someone who always –sorry- playing with the girls next door?”
Mr. Pumpkin
tertawa selebar-lebarnya, membuat kami dilihat beberapa orang di samping kami.
“begini Deph, cinta
itu siklus”
“wait wait... maksudmu sometimes you love her and sometimes you not?”
Mr. Pumpkin mengangguk mantab, sangat
mantab. Aku yang malah kebingungan
“masalahnya adalah, bisa nggak kamu jangan
mengikuti siklus itu, dan tetep pada pilihanmu.”
“maksudnya? “ aku mulai tertarik
Mr. Pumpkin membetulkan kaca matanya
lagi (hidungnya tak begitu bagus mengganjal kaca matanya)
“kamu menikah, kemudian tiba tiba
saja mengalami kebosanan kronis- menuruti kemauan untuk selingkuh -dan kamu menikmati
perselingkuhanmu. And Then kamu
memilih divorce-menikahi selingkuhanmu- terus apa? Apa setelah menikahi selingkuhan
bisa dipastikan nggak selingkuh lagi? Suatu saat bosan akan datang lagi. Itulah
yang dinamakan siklus. Paham sayang?
Hey, dia mulai merayuku
“presentasi yang lumayan magus Mr.
Pump –kecuali panggilan ‘sayang’ itu, sungguh tak perlu.”
“senang bisa membuatmu tertarik.
Bicara denganmu selalu membuatku makin penasaran denganmu. Hey, begitukah
caramu memikat suamimu, Deph?”
Aku yang gantian tertawa lebar, mendadak
merasa seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen.
Tiba-tiba teringat peristiwa yang mempertemukan aku dengan si Mr. Pumpkin ini. Beberapa tahun yang lalu, Sudah lama sekali.
Kami saat itu sama-sama memakai baju
warna biju dengan motif yang sama persis, mungkin cuma ukurannya yang berbeda, celananya
pun biru juga. Duduk bersebelahan mengantri di depan ruang Pembimbing
Akademikku. Aku mau minta tanda tangan KRS, dan dia membawa sebundel kertas folio, mau bimbingan skripsi. Saling
diam karena memang tak kenal. Sampai tiba-tiba temanku datang.
“Deph, pacarmu?”
Dia melotot langsung memalingkan
muka, mungkin menyumpah dalam hati karena waktu itu aku sedang kumel-kumelnya.
Dan aku menabok temanku “Hush”. Kenal juga enggak.
Masih belum selesai, Temannya datang ramai-ramai
dan menanyakan hal yang sama
“pacar baru nggak
dikenal-kenalke” Mereka kompak mengolok si Pumpkin dengan sok tau-nya
Eh ini orang pada ngapain sih.
Dan
sodara-sodara, ternyata masih belum selesai juga.
Dia masuk duluan karena memang
mengantrinya duluan dia, baiklah tak apa. Semoga tak lama, batinku saat itu.
Sedang tengah-tengah dia bimbingan
tiba-tiba aku dipanggil masuk oleh pak dosen karena memang aku hanya meminta tanda tangan thok. Jadilah kami berdua duduk di depan pak dosen.
Pak Dosen bergantian melihat kami.
“Kalau pacaran jangan lupa kuliahnya,
nilainya jangan sampai turun. Syukur kalau nikah dosennya diundang.” Sahut
beliau tiba-tiba
Olala....
Aku cuman senyum, jenis senyum getir. Ditanya sedikit sama pak Dosen tentang mata kuliah yang aku ambil, tanda
tangan, dan langsung kabur.
“Deph” seseorang memanggilku,
ternyata si cowok yang tiga kali dikira pacarku, Mr. Pumpkin itu.
Darimana dia akhirnya tau namaku?
ternyata dia sempat melirik KRSku.
Begitulah awal perkenalan kami,
standarlah setelah itu bisa ditebak, SMSan, ketemuan, jalan, dan “Mau
Pacaran?” katanya saat kami selesai
nonton.
Aku tersenyum sendiri mengingatnya.
Siapa yang menyangka kami bertemu lagi dengan kondisi dia sudah memiliki anak,
dan aku dengan pernikahan setahunku.
Jangan dikira aku tertarik lagi pada si Mr. Pumkin ini, tentu saja tidak. Dia sedang mengurus pendaftaran s3 nya, dan aku cuma sedang berkumpul dengan teman-temanku. Aku ini setia, btw.
Benar juga kata Mr. Pumpkin, kalau
seseorang melakukan perselingkuhan dan kemudian lebih memilih selingkuhannya
ketimbang pasangan aslinya, apa bisa dipastikan dia (atau pasangannya) akan
berhenti selingkuh??? TIDAK.
Jadi intinya, aku menyetujui pendapat
bahwa cinta itu siklus
Tak bisa dihindari kadang memang bisa
merasa setengah mati bosan, capek, eneg, males, dan merasa tak ada obrolan lain
dengan pasangan. Tapi ayolah, nikmati saja. Itu cuma siklus. Seperti perempuan
yang memiliki siklus menstruasi. Berhenti-lagi-berhenti-lagi. Ikuti saja.
Nanti juga baik lagi, ingat-ingat
saja kebaikan si dia. Dan SETIAlah pada pilihanmu
Jangan sampai terjebak pada satu
siklus dan kemudian kita menyesalinya, merusak hubungan yang sudah baik.
Pernah Selingkuh?? YA, waktu masih remaja labil dulu dulu.
Pernah jadi selingkuhan?? Tentu saja
pernah, tetep ya kasusnya saat remaja labil.
Pernah diselingkuhi?? Mmm
mungkin...(semoga TIDAK)
Sekian...
jangan sampek..aku agak trauma dengan apa yang terjadi...meski aku terus berharap..itu tak terulang
BalasHapustapi apabila memang benar bahwa ada siklus untuk terasa males dan taka ada obrolan nyaman sperti yang anda katakan tadi...
berarti segala hubungan seharusnya harus difikir jauh lebih matang akan berawal atau akan dia akhiri
salam kenal....
bagiku cinta itu tak pernah membosankan, dia kekal, dia abadi, aku percaya yang dijalani bagi banyak orang saat ini bukan cinta (pacaran), hanya sebuah perjalanan hubungan tanpa ada rasa cinta. Mereka salah menafsirkan cinta yang beginilah yang begitulah, karena yang aku tau cinta itu indah, selamanya tak akan berubah
BalasHapusfaktor kabanyakan berselingkuh memang kebosanan. Tapi kalau komitmen kuat, siklus itu tidak boleh ada.
BalasHapus